Saturday, January 23, 2010

Takkan





Matahari memintal semburatnya di tepi pelangi
Aku tak sempat bangun ketika tiba waktu,
Dan selalu saja ada yang kutinggalkan...

Derap langkahmu mengggemuruh
Membuat jantungku berpacu gelisah
Tak ingin sang fajar lekas berlabuh
Sebab aku kan kehilangan hujan

Sepertinya kau tahu benar..
Bahwa tiap irama rintiknya aku merindukanmu
Dalam lingkaran kesangisan menyatukan jiwa yang terpisah
Aku, kamu, hari-hari tak bersisa

Tinta tak berkedip saat menuliskan hening yang meraja
Namun tenanglah, bintangku
Cerita kita takkan terkubur larut waktu
Takkan lewat sia-sia
Takkan.
Daun, ranting, embun, Desember
Kapan batas itu tiba?
mengantarkanku pulang bersama,
ketika surga menyebut namanya...

Kita tahu sejak dulu.
Keadilan yang terabai lama...
Sebab aku tak rela...
Bila rasa ini hanya memantulkan sunyi.
jauh menyisakan tanya dalam jagad tak bertepi..

Aku tak tahu lagi dimana batas antara kita
Dan kenyataan
Kala subuh kian benderang
Dan gulita pun berpulang

Ketika petang kian meremang
Dan matahari padam

Ketika angin menelisik bersama senyap
Dirimu tak senyata takdir padaku.

Kususuri langkah yang menebar harum peluhmu
Kucoba mengeja bintang, menghitung rindu
Di bahtera kehidupan baru
Kita nyanyikan masa depan

Namun lagu kita memudar
Pelan ditelan harapan

Subuh makin kembara diantara nafasku
Tanpa pernah kita tahu
Mungkin malam ini aku bermimpi
Namun aku takkan hilang
Takkan.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search